ROV (Remotely Operated Vehicle) adalah
wahana bawah air yang bertenaga listrik dan dikontrol melalui pusat, dapat
bermanuver sesuai perintah manusia dengan pendorong (thruster) hidrolik atau
elektrik (Hoong, 2010). Di dalam ROV
biasanya terdapat CCD (kamera video) dan lampu pencahayaan. Beberapa instrumen dapat ditambahkan untuk
menambahkan kemampuan ROV seperti kamera, manipulator, water sampler, CTD (
Conductivity, Temperature and Depth) (NOAA, 2010). Remote Operation Vehicle
secara luas dikenal sebagai nama umum bagi kapal selam mini yang kerap
digunakan pada industri minyak dan gas lepas pantai. Kapal selam ini tak
berawak, tapi dioperasikan dari kapal lain. ROV memiliki kamera sehingga dapat
menampilkan gambar keadaan bawah laut secara real time kepada pengendali ROV.
Bila dari gambar yang terlihat menampilkan sesuatu yang dianggap penting untuk
diteliti maka akan lebih banyak lagi sensor yang digunakan untuk memeriksa
keadaan di lokasi tersebut lebih detail lagi.
Gambar 1. ROV
sumber : http://www.oceaneering.com/wp-content/uploads/2011/07/ROV-Spectrum-Cut-out.jpg
ROV biasanya dikembangkan
oleh lembaga penelitian. Salah satu merk ROV yang dikembangkan oleh Woods Hole
Oceanographic Institution (WHOI) ialah JASON yang mampu menjelajah hingga
kedalaman 6500 meter. Sejak tahun 2002 JASON telah kurang lebih menyelam
sebanyak 485 kali. ROV pertama kali yang
dilibatkan dalam mendukung pekerjaan di pengeboran minyak lepas pantai adalah
RCV-225 dan RCV-150 yang dibuat oleh HydroProducts, Amerika Serikat.
Kegunaan
ROV
ini biasanya digunakan untuk
mengetahui keadaan ekosistem laut dalam. Selain itu ROV juga banyak digunakan
oleh para pekerja di rig oil & gas untuk mengecek struktur rig yang telah
atau akan dipasang. Pemakaian ROV digunakan baik untuk kalangan militer,
bisnis atau komersial, maupun akademis dan riset. Contoh untuk tujuan komersil
di dunia pengeboran minyak dan gas lepas pantai adalah sebagai berikut:
1.
Menyertai para penyelam,
untuk meyakinkan bahwa para penyelam dalam keadaan aman dan siap memberi
bantuan
2.
Inspeksi atau
pemeriksaan anjungan atau kilang minyak, dari mulai pemeriksaan visual sampai
menggunakan alat tertentu untuk memonitor efek dari korosi, kesalahan konstruksi,
mencari lokasi keretakan, estimasi biologi untuk pencemaran
3.
Inspeksi Jalur
pipa, mengikuti jalur pipa bawah laut untuk mengecek adanya kebocoran,
menentukan perkiraan umur pipa dan meyakinkan bila instalasi pipa dalam kondisi
baik.
4.
Survei, baik visual
maupun survei menggunakan gelombang suara, diperlukan sebelum pemasangan pipa,
kabel, dan fasilitas bawah laut lainnya.
5.
Pendukung
pengeboran dan konstruksi, dari inspeksi visual, memonitor pelaksanaan
pengeboran dan konstruksi, sampai melakukan perbaikan-perbaikan jika
diperlukan.
6.
Memindahkan
benda-benda berbahaya di dasar laut, terutama di sekitar fasilitas bangunan
seperti kilang minyak. ROV terbukti lebih bisa menekan biaya untuk menjaga
daerah tersebut tetap aman dan bersih.
Di
bidang telekomunikasi ROVdigunakan untuk mendukung pekerjaan pemasangan kabel
telekomunikasi bawah laut, selain memonitor, juga menjaga agar pemasangan kabel
sesuai dengan prosedur sehingga terlindung dari gangguan nelayan (kapal
trawler) dan kemungkinan kapal membuang jangkar. Selain itu dalam bidang rise
ROVdigunakan untuk menginvestigasi perubahan-perubahan yang terjadi di dasar
laut pasca gempa dan tsunami.
Prinsip kerja dari ROV adalah ROV bekerja dengan
sebuah kontroler yang berada di permukaan air laut (biasanya dikapal). Dari
sana operator menggerakan ROV dan mengatur segala kegiatan yang akan dilakukan
oleh ROV seperti pengambilan sampel air laut, gerakan kamera video dan lain
sebagainya. Antara ROV dan kontroler
dihubungkan oleh kabel.
Gambar 2. Komponen dasar sistem
ROV
Sumber: Christ
dan Wernli, 2007
ROV tersusun dari satu set pengapung
besar di atas sasis baja atau aluminium agar. Pengapung itu biasanya terbuat
dari busa sintetis. Di bagian bawah konstruksi terpasang alat-alat sensor yang
berat. Komposisi ini–komponen ringan di atas dan berat di bawah–akan
menghasilkan pemisahan yang besar antara pusat apung dan pusat gravitasi. Maka
alat ini pun lebih stabil di dasar laut saat melakukan tugas-tugasnya. ROV
memiliki kemampuan manuver yang tinggi. Kabel tambat berfungsi mengirimkan
energi listrik serta data video dan sinyal. Saat bertugas memasang kabel-kabel
listrik tegangan tinggi, ROV biasanya ditambahkan tenaga hidrolik. Sistem ROV terdiri atas vehicle (atau sering
disebut ROV itu sendiri), yang terhubung oleh kabel umbilical ke ruangan
kontrol dan operator di atas permukaan air (bisa di kapal, rig atau barge).
Yang paling juga adalah sistem kendali, sistem peluncuran dan sistem suplai
tenaga listrik maupun hidrolik. Melalui kabel umbilical, tenaga listrik dan
hidrolik, juga perintah-perintah, atau sinyal-sinyal kontrol, disampaikan dari
ruang kontrol ke ROV, secara dua arah.
Berdasarkan
ukuran, berat, dan kekuatannya, ROV dibagi menjadi berikut:
1.
Micro - ROV tipe
mikro memiliki ukuran dan erat yang sangat kecil. Sekarang beratnya bisa di
bawah 3 kg. ROV ini biasa digunakan untuk membantu penyelam, secara spesifik
untuk mengakses tempat yang tidak bisa dijangkau seperti gua kevil dan jalur
pipa.
2.
Mini - ROV tipe
ini memiliki berat kurang lebih 15 kg. ROV tipe mini dapat dikendarai oleh satu
orang seperti kapal kecil.
3.
General - tipe
ini memiliki kekuatan di bawah 5 HP. Biasanya dilengkapi unit sonar dan
digunakan untuk survey bawah air. Tipe ini dapat mencapai kedalaman dibawah
1000 meter dan ada juga yang dibuat untuk mencapai kedalaman 7000 meter.
4.
Light workclass
- tipe ini memiliki kekuatan kira-kira 50 HP. Biasanya memiliki tiga kegunaan.
Dibuat dengan bahan polyethylene, stainless steel atau campuran alumunium. Tipe
ini mampu mencapai kedalaman di bawah 2000 meter.
5.
Trenching/burial
- tipe ini memiliki kekuatan lebih dari 200 HP dan dapat mencapai kedalaman
sampai 6000 meter (Remotely Operated Vehicle, 2006).
Sistem
ROV pada umumnya bekerja diatas wahana apung seperti kapal, barge, atau rig.
Bila sistem ROV dipasang diatas kapal, maka posisi ROV di bawah laut akan
mengacu pada titik referensi di kapal. Untuk keperluan survei, kapal biasanya
menggunakan DGPS (Differential Global Positioning System) sebagai penentuan
posisi utamanya. Sedangkan untuk posisi di bawah laut, sistem ROV dilengkapi
dengan alat penentuan posisi bawah laut menggunakan gelombang suara (Acoustic
Underwater Positioning). Salah satu metode ini adalah Ultra Short BaseLine
(USBL), yang akan mengukur jarak, kedalaman, dan azimut ROV terhadap transduser
USBL yang dipasang di kapal. Posisi ROV dan data navigasi lainnya, dalam sistem
koordinat tertentu akan didapat dan melalui perangkat lunak navigasi tertentu,
akan dikirimkan secara real time ke ruang kontrol ROV.
REFERENSI
Andika, Anggri. 2010. ROV. http://anggriandika.wordpress.com/2010/05/13/rov/.
Diakses pada tanggal 10 Juni2013 pada pukul 22.00 WIB
Anonim. 2010. ROV. http://zonalaut.com/oceanografi/oceanografi/rov-remotely-operated-vehicle-.
Diakses pada tanggal 10 Juni2013 pada pukul 22.00 WIB
Anonim. 2012. ROV. http://www.ilmukelautan.com/instrumentasi-dan-hidroakustik/instrumentasi-kelautan/396-sekilas-tentang-rov.
Diakses pada tanggal 10 Juni 2013 pada pukul 22.00 WIB
Fitri, Dini. 2009. ROV. http://dinifitri.blogspot.com/2009/01/tahap-tahap-pembuatan-robot.html.
Diakses pada tanggal 10 Juni 2013 pada pukul 22.00 WIB
Khairunnisa, Azzahra. 2010. ROV. http://azzahrakhairunnisa.blogspot.com/
2012/03/rov-remotely-operated-vehicle.html. Diakses pada tanggal 10 Juni2013
pada pukul 22.00 WIB
NOAA. 2010. Remotely Operated Vehicles (ROV).
http://oceanexplorer.noaa.gov /technology/subs/rov.html. Diakses pada tanggal
10 Juni2013 pada pukul 22.00 WIB
Making Money - Work/Tennis: The Ultimate Guide
BalasHapusThe way you would expect https://febcasino.com/review/merit-casino/ from gri-go.com betting on the tennis matches of tennis is herzamanindir.com/ to bet on septcasino.com the player you like most. But you หาเงินออนไลน์ also need a different