Rabu, 21 November 2012

resume materi kuliah akustik laut


KONSEP DASAR AKUSTIK
Akustik adalah teori gelombang suara dan perambatannya dalam suatu medium. Sehingga akustik kelautan “Marine Acoustics” adalah teori gelombang suara dan perambatannya dalam medium air laut. Gelombang suara atau gelombang bunyi adalah gejala yang disebarkan oleh perubahan tekanan baik partikel-partikel padat, tekanan udara bertambah, partikel-partikel jarang, tekanan berkurang. Perubahan tekanan dalam perambatan suara secara periodik yang menghasilkan siklus dalam satuan waktu tertentu dikenal dengan Frekuensi suara (f) dalam Hertz, Hz.
           Sehingga akustik kelautan merupakan bagian dari instrumentasi kelautan yang digunakan untuk mendeteksi benda, biota laut, ataupun lapisan sedimen yang berada di dasar lautan yang secara umum terbagi dalam sistem SONAR dan ECHOSOUNDER. Sistem Sonar memancarkan gelombang suara secara horizontal sehingga dapat mendeteksi misalnya benda-benda yang berada di depan kapal ataupun di belakang kapal. sedangkan Echosounder memancarkan gelombang suara secara vertikal sehingga dalam aplikasinya sering digunakan untuk mendeteksi keberadaan ikan atau benda-benda yang berada di bawah kapal.

KECEPATAN SUARA DI LAUT
Suara atau bunyi dapat didefinisikan sebagai gelombang yang bergerak dalam medium baik gas, cair maupun padat. Di alam udara, gelombang bunyi itu bergerak dengan kecepatan 760 mil per jam. Kecepatan rambatan melalui air akan empat kali lebih cepat daripada melalui udara. Kecepatan suara di laut berkisar antara 1.400 – 1.550 m/det, kecepatan rata-ratanya  1.500 m/detk. Dan di dalam hampa, gelombang bunyi tidak dapat bergerak karena tidak ada media kenyalnya.
gambar1. profil kedalaman terhadap suhu dan kecepatan suara

 -      Ket: 
     Zona 1 : Di lapisan homogen (mixed layer) walaupun suhunya konstan, kecepatan suara bertambah terhadap kedalaman karena pengaruh pertambahan tekanan.
-     Zona 2   : Di lapisan thermocline penurunan suhu yang cepat lebih mendominasi pertambahan tekanan sehingga    kecepatan suara berkurang terhadap kedalaman
-     Zona 3    : Di lapisan dalam (deep layer) efek penambahan tekanan kembali mendominasi penurunan suhu sehingga kecepatan suara bertambah terhadap kedalaman.
Di bawah lapisan thermocline, terdapat lapisan di mana C adalah minimum, lapisan C minimum ini terbentuk karena di lapisan thermocline terjadi pengurangan C, sementara di bawah lapisan thermocline terjadi penambahan C.
Kecepatan suara di laut bisa dihitung menggunakan rumus :
C = 1449.2 + 4.6T – 0.055T2 + 0.00029T3 + (1.34 – 0.010T) (S – 35) + 0.016z
Dengan :
T = suhu, temperatur
S = salinitas
Z = kedalaman
Aplikasi Kajian Perambatan Suara di laut
-          Komunikasi
-          Pemeruman (Penentuan Kedalaman Laut)
-           Deteksi dan Identifikasi Objek di dasar dan dalam laut
-          Operasi Kapal Selam

SOUND CHANNEL
Sound channel atau kanal suara merupakan lapisan dimana kecepatan suara minimum dimana lapisan ini terletak di bawah lapisan thermocline. Hal ini dapat terjadi karena di lapisan thermocline terjadi pengurangan C sementara di bawah lapisan thermocline terjadi penambahan C.

ATENUASI
Atenuasi adalah energi gelombang suara berkurang sepanjang perambatannya dari sumbernya. Karena gelombang suara menyebar keluar dalam bidang yang lebar, energinya tersebar kedalam area yang luas. Dengan kata lain, atenuasi adalah melemahnya gelombang suara karena melewati sebuah medium, intensitasnya pun akan berkurang karena adannya pertambahan tekanan berdasarkan bertambahnya kedalaman. Atenuasi terjadi sebelum pemantulan (refleksi).
Hal yang dapat menyebabkan atenuasi adalah absorpsi, scattering dan refraksi. Absorpsi adalah penyerapan energi suara oleh medium dan diubahnya menjadi energi dalambentuk yang lain. Berbeda dengan absorpsi, scattering atau peristiwa hamburan yang terjadi ketika gelombang ultrasonik berinteraksi dengan batas antara dua medium. Sedangkan refraksi adalah perubahan arah gelombang ultrasonik yang ditransmisikan pada batas antara medium yang berbeda.

SHADOW ZONE
Shadow zone adalah sebuah daerah yang merupakan sebuah daerah yang aman atau bebas dari suhu dan salinitas. Maksudnya adalah temperatur dan salinitas pada lapisan ini dapat memantulkan gelombang suara yang datang. Daerah ini juga biasanya disebut dengan daerah kedap yang sering dipakai oleh kapal selam dalam bidang kemiliteran. Karena pada zona ini rambatan suara yang datang dapat dipantulkan ke atas dan kebawah sehingga kapal selam tersebut sulit terdeteksi olah sistem kerja sonar.
Dilihat dari faktor oseanografi yang mempengaruhi kecepatan suara, laut dibagi menjadi 3 lapisan. Pertama adalah lapisan kolom air dimana  semakin dalam kedalaman pada lapisan ini, kecepatan suara akan bertambah cepat. Hal ini terjadi karena pengaruh bertambahnya tekanan. Lapisan yang kedua adalah lapisan termoklin. Pada lapisan ini kecepatan suara akan berkurang diakibatkan perubahan suhu yang drastis.lapisan yang terakhir adalah deep layer dimana kecepatan suara akan meningkat kembali karena suhu dan tekanan pada lapisan ini relatif konstan. Akibat adanya refraksi variasi perbedaan kecepatan rambat suara tersebut mengakibatkan adanya shadow zone.

Conductivity Temperature Depth (CTD)
CTD adalah alat yang digunakan dalam sampling oseanografi untuk mengukur salinitas air laut, suhu serta kedalaman air laut pada tempat dan kedalaman yang diinginkan. Alat ini terdiri dari 3 sensor utama, yaitu sensor tekanan untuk pengukuran kedalaman, thermistor sebagai sensor suhu, dan sel induktif (conductivity) sebagai sensor salinitas, juga dapat diberikan sensor tambahan seperti sensor klorofil, kekeruhan, oksigen dsb. Umumnya ada 3 komponen utama dalam pengoperasian CTD yaitu : CTD, perangkat komputer dengan software-nya, dan perangkat interface sebagai unit penghubung antara CTD dan komputer
gambar2. CTD

ADCP (Acoustic Doppler Current Profile)
Prinsip kerja ADCP berdasarkan perkiraan kecepatan baik secara horizontal maupun vertikal menggunakan efek Doppler untuk menghitung kecepatan radial relatif, antara instrumen (alat) dan hamburan di laut. Tiga beam akustik yang berbeda arah adalah syarat minimal untuk menghitung tiga komponen kecepatan. Beam ke empat menambah pemborosan energi dan perhitungan yang error. ADCP mentransmisikan ping, dari tiap elemen transducer secara kasar sekali tiap detik. Echo yang tiba kembali ke instrumen tersebut melebihi dari periode tambahan, dengan echo dari perairan dangkal tiba lebih dulu daripada echo yang berasal dari kisaran yang lebih lebar. Profil dasar laut dihasilkan dari kisaran yang didapat. Pada akhirnya, kecepatan relatif, dan parameter lainnya dikumpulkan diatas kapal menggunakan Data Acquisition System (DAS) yang juga secara optional merekam informasi navigasi, yang diproduksi oleh GPS.
gambar3. ADCP

TARGET STRENGTH
Target Strength (TS) adalah kekuatan pantulan echo (gema), atau ukuran decibel intensitas suara yang dikembalikan oleh target, diukur pada jarak satu meter dari pusat akustik, relatif terhadap intensitas suara yang mengenai target (Coates, 1990).  Sedangkan menurut Johannesson dan Mitson, 1983 menyatakan bahwa Target Strength (TS) merupakankekuatan dari suatu target untuk memantulkan suara dan memiliki hubungan yang erat dengan ukuran ikan, dimana terdapat suatu kecenderungan semakin besar ukuran ikan maka semakin besar TS yang didapat.

SCATTERING VOLUME
Scattering volume (SV) merupakan rasio antara intensitas suara yang direfleksikan oleh suatu group single target yang berada pada suatu volume air tertentu (1m3) dan diukur pada jarak 1 meter dari kelompok target yang bersangkutan dengan intensitas suara yang mengenai target (insident intensity). Perhitungannya dilakukan secara vertikal yaitu per strata kedalaman yang dibagi dengan selang 1 meter. Semakin tinggi Nilai SV maka semakin besar pula dugaan ukuran kelompok ikannya. Untuk mengatasi integrasi pada jarak kedalaman R1-R2.SV untuk satu transmisi dari suatu ukuran intensitas akustuk, direfleksikan dari tiap-tiap m³ air yang dijumlahkan dan dirata-ratakan pada delta R sehingga SV dapat ditulis sebagai berikut:
SV= 10 log ρv + TS
Dengan :
SV = Volume Backscattering Strength
ρv = densitas ikan per volume
TS = Target strength